Deputi Bidang Pemantapan Nilai-Nilai Kebangsaan Lemhannas RI menyelenggarakan Upacara Pembukaan Pemantapan Nilai-Nilai Kebangsaan Multikultural Jakarta di Oasis Amir Hotel, Jakarta, pada Senin (7/10).
Bertemakan “Penguatan Kolaborasi Antar Lembaga dan Masyarakat dalam Menetapkan Nilai-Nilai Kebangsaan dalam Kehidupan Bermasyarakat, Berbangsa dan Bernegara”, kegiatan tersebut resmi dibuka oleh Sekretaris Utama (Sestama) Lemhannas RI Komjen Pol Drs. R. Z. Panca Putra S., M.Si. Dalam sambutannya, Panca Putra mengucapkan selamat kepada para peserta yang telah terpilih dan bersedia mengikuti kegiatan Pemantapan Nilai-Nilai Kebangsaan Lemhannas RI.
“Mudah-mudahan itu akan memperkuat pemahaman teman-teman sekalian akan pemantapan nilai-nilai kebangsaan, (dan) cinta kepada Lemhannas Republik Indonesia,” ujar Panca Putra. Kegiatan tersebut merupakan momen yang sangat penting dan menjadi salah satu tugas diberikan negara kepada Lemhannas Republik Indonesia untuk berbagi, mengingatkan dan mengajak semua anak bangsa guna bersama-sama menjaga ketahanan nasional bangsa Indonesia.
Ketahanan nasional merupakan kondisi dinamis bangsa yang berisi daya tahan dan keunggulan bangsa Indonesia dalam menghadapi berbagai ancaman, gangguan, hambatan, dan tantangan baik langsung maupun tidak langsung, yang datang dari dalam negeri maupun dari luar negeri serta dapat membahayakan kelangsungan hidup berbangsa dan bernegara. Ketahanan nasional Indonesia didasarkan dan bersumber dari empat konsensus dasar bangsa, yaitu Pancasila, Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia tahun 1945, Negara Kesatuan Republik Indonesia, dan Sesanti Bhinneka Tunggal Ika.
Konsensus adalah kesepakatan besar yang harus terus dijaga untuk merawat Negara Kesatuan Republik Indonesia. Panca Putra mengatakan bahwa Indonesia diawaki dari berbagai macam, agama, ras, adat dan golongan. “Maka kalau sudah disepakati, harus dipegang bersama sampai titik darah penghabisan,” tegasnya.
Lebih lanjut, Panca Putra menyampaikan pengembangan dunia dan lingkungan strategis saat ini dipengaruhi oleh kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi yang berkembang dengan pesat. Kemajuan tersebut sejatinya telah mengubah pola perilaku dan komunikasi manusia serta berdampak pada perubahan peradaban suatu bangsa. Di era globalisasi ini, dunia menjadi tanpa batas atau borderless, dan penuh dengan ketidakpastian yang dikenal dengan VUCA (Volatility, Uncertainty, Complexity, dan Ambiguity).
Sejatinya, kemajuan di era globalisasi ini selain memberi pengetahuan sebagai dampak positif, pada dasarnya juga telah mempengaruhi nilai-nilai kehidupan yang dianut oleh suatu bangsa dan cenderung individualis. Termasuk nilai-nilai kebangsaan sebagai dampak negatif dari perkembangan tersebut.
Panca Putra menegaskan, dengan masuknya nilai-nilai tersebut perlu menjadi perhatian bagi semua masyarakat, khususnya bagi generasi muda yang sangat dekat dengan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi. Kemajuan teknologi adalah sebuah keniscayaan yang tidak dapat dibendung lagi, dan perlu diwaspadai adanya pengaruh negatif yang dapat mengubah sikap perilaku dan budaya bangsa Indonesia yang pada akhirnya akan dapat meruntuhkan ketahanan nasional bangsa Indonesia akibat berbagai persoalan bangsa yang timbul. Oleh sebab itu, dibutuhkan adanya kemampuan dan daya tangkal bangsa Indonesia berupa kesadaran dan keyakinan bersama untuk dapat menjaga persatuan dan kesatuan bangsa melalui pemantapan nilai-nilai kebangsaan yang bersumber dari 4 konsensus dasar bangsa dalam membangun kesadaran berbangsa dan bernegara.
Melalui Kegiatan Pemantapan Nilai-Nilai Kebangsaan yang akan dilaksanakan selama delapan hari tersebut, Panca Putra berharap peserta dapat memanfaatkan sebaik-baiknya seluruh rangkaian kegiatan secara saksama, melakukan tukar pendapat dan diskusi mengenai berbagai isu-isu kebangsaan. Dengan adanya hal tersebut diharapkan peserta memiliki wawasan yang luas serta mampu mengimplementasikan nilai-nilai kebangsaan secara baik dan benar.